Resume Jurnal Computech & Bisnis

RESUME JURNAL 3


Judul jurnal             :
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Penulis                        : Ruhyana
Lembaga penulis       : Jurnal Computech & Bisnis
Tahun                         : 2016
Volume/No./Hlm        : Vol. 10, No. 2, h. 106-118
Resume Jurnal          :
Jurnal yang ditulis oleh Ruhyana yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika” ini merupakan analisis terhadap hasil test soal pemecahan masalah matematika siswa kelas 6 sekolah dasar di SDN Sabagi Kecamatan Sumedang, Kabupaten Sumedang. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan, faktor penyebab kesulitan, dan bagaimana penanganan terhadap kesulitan siswa dalam pemecahan masalah matematika. Dari hasil analisis tersebut, diharapkan guru mampu mengantisipasi faktor apa saja yang dapat menjadikan hambatan bagi siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matematika.
Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar tidak hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung, tetapi juga diarahkan kepada peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah (Problem Solving), baik masalah matematika maupun masalah lain yang secara kontekstual menggunakan matematika untuk memecahkannya.
Tidak dipungkiri bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran dengan tingkat kesulitan belajar paling banyak yang dialami siswa. Oleh karena itu diperlukan penelurusan lebih dalam terhadap apa saja hambatan belajar yang dialami siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika terutama soal pemcehan masalah, serta bagaimana cara meminimalisir berbagai hambatan belajar tersebut. Dalam jurnal ini, penulis mencoba mengidentifikasi beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam materi bilangan dan pecahan.
Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matematika, sebelumnya penulis melakukan tes diagnosis terlebih dahulu kepada 30 siswa di salah satu SD di kota Bandung. Dari hasil test tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam terhadap kesulitan-kesulitan apa saja yang ditemui siswa dalam mengerjakan soal tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis dalam jurnal ini dilakukan setelah penulis melakukan sebuah tes yang berkaitan dengan soal pemecahan masalah dengan topik bilangan dan pecahan di kelas 6 kepada 30 siswa di sebuah sekolah yang kemudian selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam terhadap masalah apa saja yang ditemukan setelah mengetahui hasil tes tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan penulis dalam jurnal ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah dengan topik bilangan dan pecahan di kelas 6, faktor apa saja yang menyebakan siswa mengalami kesulitan, serta bagaimana penanganan yang tepat terhadap kesulitan yang dialami siswa tersebut.
Dalam penelitian ini penulis tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis penelitian atau pendekatan seperti apa yang dilakukan penulis. Akan tetapi, berdasarkan dari hasil telaah yang saya lakukan pada jurnal ini saya menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena analisis yang dilakukan penulis tidak berupa analisis yang bersifat kuantitatif atau statistik yang menggunakan angka-angka atau rumus tertentu dalam menentukan hasilnya, tertapi hanya berupa penjabaran deskriptif mengenai apa saja jenis kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah dengan topik bilangan dan pecahan di kelas 6.
Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan penulis, dijelaskan bahwa suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaiknnya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut dapat mengetahui cara penyelesainnya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Sesuatu dianggap masalah bergantung kepada orang yang menghadapi masalah tersebut disamping secara impilisit suatu soal bisa memiliki karakteristik sebagai masalah.
Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika. Terdapat beberapa jenis masalah matematika, walaupun sebenarnya tumpang tindih, tapi perlu dipahami oleh guru matematika ketika akan menyajikan jenis soal matematika. Menurut Hudoyo & Sutawijaya, masalah matematika dapat berupa masalah transalasi, masalah aplikasi, masalah proses dan masalah teka-teki.
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat diduga dari kesalahan-kesalahan dalam mengerjakannya. Menurut Davis dan McKillip dalam Suryanto, kesalahan dalam memecahkan masalah atau soal matematika ada yang disebabkan oleh kecerobohan, ada yang disebabkan oleh masalah belajar. Sedangkan menurut Wood bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun ruang, tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika, menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil, tidak memahami simbol-simbol matematika, lemahnya kemampuan berpikir abstrak, lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal-soal matematika).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika seringkali ditemukan berbagai masalah yang menyebabkann siswa mengalami hambatan dalam proses pemahaman konsepnya sehingga mengakibatkan siswa juga sulit dalam proses pemecahan masalahnya. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika. Kesulitan atau hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat diduga dari kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang tidak mereka pahami betul konsepnya seperti apa dan bagaimana cara pemecahan masalahnya.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam jurnal ini menghasilkan bahwa kesulitan yang diduga menjadi penyebab atau sumber terjadinya kesalahan yang yang dialami siswa yaitu berupa kesulitan dalam memahami atau menggunakan simbol, menggunakan proses yang tepat, menguasai konsep dan prasyarat yang ada pada proses pemecahan masalah tersebut, kurangnya ketelitian, perhitungan atau komputasi, mengingat, memahami maksud soal, memahami fakta, serta mengaitkan konsep dengan fakta yang ada dalam soal pemecahan masalah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam jurnal ini, penulis menggambarkan bahwa pembelajaran yang dapat mengembangkan penalaran proporsional bukanlah pembelajaran klasikal yang hanya menjadikan murid sebagai objek pasif, melainkan pembelajaran penuh aktivitas yang melibatkan seluruh siswa untuk ikut berperan. Guru juga harus memberikan contoh-contoh nyata yang ada di kehidupan siswa dan memberikan siswa kebebasan untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah proporsional. Selain itu, yang paling penting adalah menghindari pembelajaran prosedural dimana guru menyajikan algoritma penyelesaian masalah di awal dan menjelaskan secara verbal contoh bagaimana cara mengerjakannya tanpa disertai media apapun. Kegiatan ini jelas akan membunuh semangat siswa dalam bereksporasi mencari pengetahuannya sendiri. Membiasakan siswa memecahkan masalah dengan jalan pintas tanpa disertai proses berpikir hanya akan menyebabkan kemampuan logika proporsional menjadi tidak berkembang.
Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa pada bahasan bilangan disebabkan oleh kemampuan verbal siswa untuk mencerna kalimat soal cerita menjadi kalimat matematika masih rendah. Namun ada juga yang dimungkinkan karena prasyarat yang dimiliki kurang terutama dalam perkalian sehingga menjadikan pemahaman konsep materi pada perkalian dua bilangan menjadi tidak paham. Untuk dapat memahami konsep perkalian dua bilangan atau lebih maka siswa harus memiliki kemampuan konsep prasyarat seperti kemampuan memahami konsep penjumlahan, konsep perkalian, serta konsep perkalian dua bilangan dengan cara bersusun. Sedangkan dalam bahasan pecahan, terlhat sekali bahwa penguasaan konsep siswa terhadap pecahan masih sangat rendah. Terlihat dari masih terjadi kesalahan dalam menentukan bagian dari sebuah pecahan atau bagaimana menghitung persentase dari suatu harga.
Kesulitan yang menjadi penyebab atau sumber terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika adalah kesulitan dalam memahami dan menggunakan lambang, menggunakan proses yang tepat, menggunakan bahasa, menguasai fakta dan konsep prasyarat, menerapkan aturan yang relevan, mengerjakan soal tidak teliti, memahami konsep, perhitungan atau komputasi, mengingat, memahami maksud soal, mengambil keputusan, memahami gambar, dan mengaitkan konsep dengan fakta.
Berdasarkan hal tersebut penulis berpendapat bahwa perlu dilakukannya langkah-langkah konkret untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Tindakan yang dipilih tentu yang sesuai dengan kemampuan siswa, kemampuan guru dan kondisi sekolah di mana terjadi proses belajar-mengajar berlangsung. Karena, bisa saja masalah yang terjadi sama, tetapi situasi dan kondisinya berbeda maka dibutuhkan penanganan yang berbeda pula. Kegiatan yang dimaksud dapat berupa kegiatan yang menumbuhkan minat dan motivasi serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika, terutama pada bagian-bagian dimana siswa mengalami kesulitan. Kemungkinan langkah-langkah untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah perlu diadakannya program pengajaran khusus sebagai pengayaan, perlu ditinjau kembali dan dikembangkan sistem penilaian yang bersifat edukatif yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar matematika, perlu dipenuhinya komponen-komponen belajar mengajar pokok yang disyaratkan. Selain itu juga diperlukan perubahan pembelajaran yang menggunakan inovasi baru untuk lebih memotivasi semangat dan minat siswa.
Berdasarkan pemaparan penulis di atas saya menyimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas 6 di SDN Sabagi Sumedang dalam pemecahan masalah matematika pada bahasan bilangan disebabkan oleh kemampuan verbal siswa untuk mencerna kalimat soal cerita menjadi kalimat matematika masih rendah. Selain itu, prasyarat yang dimiliki siswa juga kurang, seperti dalam hal memahami dan menggunakan lambang, menggunakan proses yang tepat, menggunakan bahasa, menguasai fakta dan konsep prasyarat, menerapkan aturan yang relevan, kurangnya ketelitian dalam mengerjakan soal, memahami konsep, perhitungan atau komputasi, mengingat, memahami maksud soal, mengambil keputusan, memahami gambar, dan mengaitkan konsep dengan fakta. Kerena hal itulah perlu dilakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal matematika tersebut. Tentunya tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan siswa, kemampuan guru dan kondisi sekolah di mana terjadi proses belajar-mengajar tersebut berlangsung.

Resume Jurnal Kadikma


RESUME JURNAL 2



Judul jurnal             :
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Materi Aljabar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil
Penulis                     :
Bunga Ayu Desy Permatasari, Toto Bara Setiawan dan Arika Indah Kristiana
Lembaga penulis       : Jurnal Kadikma
Tahun                         : 2015
Volume/No./Hlm        : Vol. 6, No. 2, h. 119-130
Resume Jurnal          :
Jurnal yang ditulis oleh Bunga Ayu Desy Permatasari, Toto Bara Setiawan dan Arika Indah Kristiana yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Materi Aljabar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil” ini merupakan penelitian yang akan mendeskripsikan mengenai kesulitan siswa dalam memahami maupun menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi aljabar.
Seperti yang kita ketahui matematika merupakan salah pelajaran yang sangat penting untuk kita pelajari seperti yang diungkapkan oleh Cockroft yang mengemukakan alasan perlunya belajar matematika, yaitu: matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, selain itu matematika juga merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan padat, serta dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, matematika juga  dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Akan tetapi pada kenyataannya sering ditemui siswa yang mengalami kesulitan selama proses pembelajaran matematika tersebut. Sesuai dengan pernyataan Soedjadi yang mengatakan bahwa kesulitan yang dialami siswa akan memungkinkan terjadi kesalahan sewaktu menjawab soal tes. Sebagai salah satu contoh ialah kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil dalam mempelajari matematika pada materi aljabar, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal materi aljabar tersebut merupakan bukti adanya kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi tersebut. Hal ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Bangil.
Oleh karena itu peneliti dalam jurnal ini mencoba untuk meneliti mengenai permasalahan tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesulitan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal materi aljabar di SMP Negeri 2 Bangil berdasarkan kemampuan pemahaman konsep serta faktor apa saja yang dapat mempengaruhi siswa dalam mempelajari materi aljabar. Adapun untuk mengetahui kesulitan siswa berdasarkan kemampuan pemahaman konsep terdapat tujuh indikator yang digunakan yaitu (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya, (3) mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, (5) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, (6) menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah. Sedangkan faktor penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari aljabar ditinjau dari faktor ekstern dan faktor intern.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didahului dengan pengembangan instrumen tes pemahaman konsep dan angket. Subjek penelitian diambil berdasarkan teknik cluster random sampling. Awalnya nilai ulangan dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil pada pokok bahasan phytagoras dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, untuk mengetahui bahwa populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil mempunyai kemampuan yang homogen atau tidak. Setelah dipastikan bahwa populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil memiliki kemampuan homogen, maka ditentukan subjek penelitian dengan mengambil secara acak dua kelas dari enam kelas yang ada. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas tersebut dapat digunakan untuk mengetahui bahwa tidak adanya perbedaan kemampuan dari populasi. Sehingga nantinya dapat digunakan dalam pengambilan kesimpulan bahwa seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal materi aljabar. Kemudian seluruh siswa pada dua kelas yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian diminta untuk meyelesaikan soal tes pemahaman konsep dan angket. Setelah itu hasil tes tersebut digunakan untuk menghitung persentase tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal materi aljabar berdasarkan kemampuan pemahaman konsep. Sedangkan hasil angket digunakan untuk menghitung persentase faktor penyebab siswa kesulitan dalam mempelajari aljabar.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peneliti dalam jurnal ini melakukan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil yang kemudian dipilih sampelnya menggunakan teknik cluster random sampling. Hasilnya sampel atau subjek yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini diambil secara acak dua kelas dari enam kelas yang ada yaitu kelas VIII C dan VIII D.
Hasil analisis data yang dilakukan peneliti menunjukkan persentase kesulitan pada indikator kemampuan pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, persentase kesulitan sebesar 61,59%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan yang tinggi. Penyebab dari kesulitan siswa dalam menyatakan ulang konsep adalah siswa tidak paham benar akan konsep fungsi dan persamaan linier dua variabel. Berdasarkan hasil angket siswa menjawab bahwa guru belum cukup jelas dalam menjelaskan pengertian dari fungsi dan pengertian dari persamaan linier dua variabel sehingga beberapa siswa masih mengalami kesulitan. Selain itu kurangnya pengetahuan siswa akan soal-soal yang mengharuskan siswa untuk menyatakan ulang suatu konsep menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyatakan ulang sebuah konsep.
Pada indikator mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya, persentase kesulitan sebesar 19,11%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan sangat rendah. Berdasarkan kategori kesulitan pada indikator tersebut sangat rendah, maka dapat diartikan bahwa rata-rata siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya. Penyebab dari siswa yang mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya yaitu siswa tidak memahami pengertian dari objek tersebut. Selain itu siswa juga mengalami kebingungan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya.
Persentase kesulitan pada indikator mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh konsep sebesar 10,37%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan sangat rendah. Penyebab dari kesulitan siswa yaitu siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal. Sehingga melakukan kesalahan dalam memilih diagram panah yang terdapat pada soal.
Persentase kesulitan pada indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika sebesar 50,61%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan sedang. Penyebab dari kesulitan tersebut yaitu penggunaan diagram yang tidak tepat dalam menyajikan diagram panah dan simbol yang tidak tepat dalam menyajikan himpunan berurutan. Kurangnya pengetahuan siswa akan penggunaan diagram dan simbol merupakan penyebab utama siswa mengalami kesulitan pada indikator tersebut.
Pada indikator mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep persentase kesulitan sebesar 34,76%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan rendah. Penyebab dari kesulitan tersebut yaitu siswa lupa syarat yang menentukan suatu konsep.
Pada indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu persentase kesulitan sebesar 54,47%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan sedang. Penyebab dari kesulitan tersebut yaitu siswa kurang memahami operasi dari aljabar dan kurang ketelitian dari siswa yang menyebabkan banyak melakukan kesalahan dalam operasi aljabar.
Pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah persentase kesulitan sebesar 64,63%. Hal ini menunjukkan kategori kesulitan tinggi. Penyebab dari kesulitan tersebut yaitu siswa tidak dapat mengaplikasikan konsep sistem persamaan linear dua variabel pada soal. Sehingga siswa tidak dapat membuat model matematika dari soal. Ada beberapa siswa juga bingung menentukan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan model matematika yang telah siswa buat, serta kurangnya ketelitian dari siswa yang menyebabkan banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan model matematika tersebut.
Berdasarkan analisis kesulitan siswa yang dilakukan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal materi aljabar yang didasarkan oleh kemampuan pemahaman kosep serta penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari materi aljabar, terlihat bahwa siswa masih belum bisa memahami konsep-konsep pada materi aljabar dengan baik dan benar. Sehingga siswa merasa bingung untuk menyelesaikan soal materi aljabar. Hal tersebut disebabkan karena siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal tanpa memahami konsep yang terkandung dalam soal dengan baik. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa penggunanaan metode mengajar, alat peraga dan media dalam pembelajaran oleh guru cukup mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempelajari aljabar.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dalam jurnal ini menyimpulkan bahwa kesulitan siswa yang tinggi kategori kesulitannya terdapat pada indikator menyatakan ulang sebuah kosep yaitu sebesar 61,59%. Hal ini berarti pemahaman siswa dalam menyatakan ulang sebuah konsep masih kurang. Selain itu indikator kemampuan pemahaman konsep lainnya yang kategori kesulitannya tinggi yaitu pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecah masalah yaitu sebesar 64,63%. Hal ini berarti siswa belum dapat mengaplikasikan konsep yang siswa dapat dan menggunakan algoritma untuk memecahkan masalah yang terdapat pada soal. Penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari aljabar terdapat dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Hasil pengisian angket menunjukkan bahwa kontribusi antara faktor intern dan faktor ekstern menunjukkan persentase masing-masing faktor yaitu sebesar 23,66% untuk faktor intern dan sebesar 48,0% untuk faktor ekstern. Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang lebih banyak mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempelajari aljabar berasal dari faktor ekstern. Diantaranya yaitu berasal dari aspek metode guru karena sebanyak 60 siswa menjawab bahwa guru tidak menggunakan media apapun pada saat mengajarkan materi aljabar. Penggunaan metode ceramah dianggap tidak dapat menarik minat siswa untuk mempelajari aljabar. Selain itu metode ceramah dan tidak adanya metode lain yang bervariasi mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi aljabar kurang baik.
Dari pemaparan yang dijelaskan peneliti dalam kesimpulan tersebut saya mencoba menarik kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan yang dapat saya ambil ialah bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangil masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi aljabar terutama dalam pemahaman konsep materi tersebut, yang mengakibatkan siswa juga sulit mengaplikasikan materi tersebut untuk memecahkan soal materi aljabar yang diberikan oleh guru. Selain itu, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa tersebut juga dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Akan tetapi, faktor yang lebih banyak mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempelajari materi aljabar berasal dari faktor ekstern, yaitu berasal dari aspek metode guru yang selalu menggunakan metode ceramah dan tidak adanya metode lain yang bervariasi sehingga mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi aljabar kurang baik. 

Resume Jurnal Pendidikan Matematika

RESUME JURNAL 1

Judul jurnal             :
Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Penulis                        : Fadli Hi. Idris, Ikram Hamid dan Ardiana
Lembaga penulis       : Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Khairun
Tahun                         : 2015
Volume/No./Hlm        : Vol. 4. No. 1, h. 92-98
Resume Jurnal          :
Jurnal yang ditulis oleh  Fadli Hi. Idris, Ikram Hamid dan Ardiana yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel” ini dilatarbelakangi oleh kenyataan lapangan yang mereka temukan. Sebagaimana yang diketahui bahwa matematika merupakan suatu pelajaran yang mengajarkan sistem berpikir yang sistematis, analisis dan logis, sehingga matematika dapat manjadi dasar ilmu-ilmu lain khususnya ilmu eksata, mengingat pentingnya peran matematika maka pengajar matematika pada jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian khusus dari siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu belajar siswa adalah kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam konsep matematika terutama pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) khususnya dalam membuat model matematika terkait persoalan sehari-hari. Sering dijumpai aktivitas belajar setiap siswa dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbadaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. M. Syah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru” mengatakan bahwa kesulitan belajar juga dialami siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.
Namun setelah Fadli dan kawan-kawan melakukan observasi, ternyata pemahaman siswa tentang SPLDV masih rendah dan sering berdampak langsung dalam membuat model matematika, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Hal tersebut sesuai dengan informasi dari guru bidang studi matematika di SMP Islam Jailolo, bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa para peneliti yang menulis jurnal ini tertarik untuk menulis jurnal yanng berhubungan dengan masalah tersebut dan sepakat untuk mengangkat judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel” sebagai judul penelitian yang akan mereka teliti lebih lanjut dan dibahas tuntas dalam jurnal mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelasaikan soal-soal penerapan sistem persamaan linear dua variabel. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Islam Jailolo yang berjumlah 57 siswa yang tersebar dalam dua kelas (VIII A dan VIII B) dan sampel yang dipilih peneliti adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 25 siswa. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik sampling yaitu puposive sampling. Sampel dipilih oleh peneliti berdasarkan hasil tes yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian yang ternyata hasil tes tersebut menunjukkan bahwa hasil tes siswa dari kelas VIII A lebih rendah dari hasil tes siswa dari kelas VIII B.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VIII A SMP Islam Jailolo hasilnya menujukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal penerapan sistem persamaan linear dua variabel adalah sebagai berikut:
a.  kesulitan fakta, yaitu kesulitan dalam menempatkan lambang-lambang yang membentuk persamaan linear dua variabel,
b.     kesulitan konsep, yaitu kesulitan dalam merumuskan model matematika yang berkaitan dengan sitem persamaan linear dua variabel,
c.    Kesulitan prinsip, yaitu dalam menggunakan sifat penambahan dan perkalian pada persamaan serta kesulitan dalam menggunakan metode dalam menentukan solusi dari sistem persamaan linear dua variabel,
d.        Kesulitan skill, yaitu dalam melakukan operasi pada bilangan.
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan para peneliti dalam jurnal ini, maka dapat disimpulan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII A SMP Islam Jailolo masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal penerapan sistem persamaan linear dua variabel. Kesulitan yang dialami siswa tersebut ditandai dengan adanya kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab soal yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Kesalahan yang dimaksud berdasarkan hasil dari penelitian tersebut diantaranya adalah kesalahan dalam menempatkan lambang-lambang yang membentuk SPLDV, kesalahan dalam merumuskan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV, kesalahan dalam menggunakan sifat-sifat penambahan dan perkalian pada persamaan, serta kesalahan dalam melakukan operasi pada bilangan. 

Resep Nasi Goreng Enak dan Sederhana

Resep Nasi Goreng Enak dan Sederhana

Cukup mudah untuk membuat sepiring nasi goreng sederhana, apalagi jika bahan serta bumbu sudah terdapat didapur. Kalau ingin enak lagi bila masih beruntung menemukan bahan pelengkap di kulkas seperti telur ayam, sosis atau ayam goreng. Oke.. tidak perlu di panjang-panjangin lagi pengantarnya lanjut... silahkan disimak resep dan cara membuat nasi goreng sederhana berikut.

Resep Nasi Goreng

Bahan-bahan yang diperlukan:

·         2 porsi nasi putih
·         2 butir telur ayam, dikocok
·         Minyak goreng untuk menumis

Bumbu nasi goreng (dihaluskan) :

·         5 buah cabe merah
·         3 siung bawang merah
·         4 siung bawang putih.

Bumbu dan penyedap :

·         Garam secukupnya.
·         Penyedap rasa secukupnya.
·         Kecap manis secukupnya.
·         Bawang merah goreng, taburan

Bahan Pelengkap :

·         Kerupuk
·         Irisan Timun / Acar
·         Irisan Tomat
·         Sambal terasi


Cara Membuat Nasi Goreng
  1. Panaskan wajan dengan minyak secukupnya, masukkan telur yang sudah dikocok, tunggu setengah matang selanjutnya masukkan bumbu yang telah dihaluskan. Aduk hingga keluar aromanya.
  2. Masukkan nasi putih, garam, penyedap dan kecap secukupnya. Aduk hingga semua tercampur dan merata. Nah saat mengaduk ini besarkan apinya (hasilnya akan lebih enak). Setelah dirasa semua bumbu sudah merata, Angkat
  3. Sajikan di piring, bila perlu tambahkan lagi telur ceplok atau telur dadar (extra)
  4. Untuk penyajiannya jangan lupa kerupuk dan irisan timun/acar agar lebih menarik tampilannya serta lebih enak.


Seperti yang telah kami ulas, Resep nasi goreng sederhana yang kami sajikan ini hanya untuk 2 porsi saja. Jadi bila ingin jumlah porsi yang lebih banyak harus memperhatikan jumlah bumbunya agar tetap terjamin rasa enaknya. Nah buat yang tidak suka pedas, biji cabe merahnya dapat dibuang sebelum diulek sehingga nanti hasilnya agak berkurang rasa pedasnya namun warna khas kemerahan dari nasi goreng tetap tampak. Oks.. selamat berkreasi dan ketemu lagi di postingan selanjutnya.





Sumber : http://www.infooresep.com/2013/09/resep-nasi-goreng.html

Secercah Cahaya Untuk Zara

SECERCAH CAHAYA UNTUK ZARA
Senja kembali menghadirkan warnanya yang indah, warna merah dengan kuning keemasannya itu kembali membuai hati seorang  Zara  Nadia  Akhyar, gadis yang saat ini sedang menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren yang ada di Jawa Tengah. Dia biarkan angin senja menerpa wajahnya dan membuat jilbab panjangnya menari-nari bagaikan mendengarkan sebuah alunan lagu. Entah apa yang sedang dia pikirkan, dia begitu terbuai dengannya hingga dia memejamkan matanya dan mulai merasakan setiap hempasan angin yang menerpa wajah dan jilbab panjangnya.
“Assalamu’alaikum” sapa seorang gadis yang baru masuk ke kamar.
“Wa’alaikumussalam, eh Alya udah selesai pelajaran tambahannya ya? Terus mana Salwa sama Nadia? Nggak bareng sama kamu? Mereka ada pelajaran tambahan juga kan katanya?” tanya Zara dengan tidak sabar.
“Nggak kak, tadinya juga mau barengan tapi tadi aku cari ke kelas mereka, merekanya nggak ada, ya udah aku duluan aja.” jawab Alya
“Oh gitu, ya udah kamu mandi dulu sana, udah capek kan seharian di sekolah.”
“Iya capek banget” sahut Alya dengan wajah yang terlihat lelah. Diapun pergi untuk mandi dan Zara pun menutup jendela kamarnya karena hari sudah mulai gelap. Alya selesai mandi ketika Salwa dan Nabila datang. Mereka pun shalat maghrib bersama dengan Zara sebagai imamnya.
Malam pun semakin larut, waktu Isya pun sudah lama berlalu, Salwa dan Nadia pun sudah tidur karena lelah sehabis menjenguk istri ustadz Mujab yang baru melahirkan, sebelum tidur pun mereka  sempat bercerita pada Zara dan Alya tentang bagaimana keadaan istri ustadz Mujab dan bayinya yang kata mereka begitu menggemaskan dan sangat cantik sama seperti ibunya yang seorang syarifah. Sekarang hanya tersisa Zara dan Alya yang masih terjaga, Alya  yang memang masih sibuk dengan tugasnya dan Zara yang tidak bisa tidur.
“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga semuanya, uuuuhhh capeknya.” keluh Alya yang baru saja menyelesaikan tugasnya sambil meregangkan otot-otot tangannya. Dia terkejut begitu berbalik dan melihat Zara yang masih terjaga sambil duduk melamun seperti ada yang sedang dipikirkannya.
“Kak Zara, kok akhir-akhir ini aku perhatikan kakak jadi sering melamun, kakak punya masalah? cerita dong siapa tau aku bisa bantu.” tegur Alya
“Lagi mikirin ujian ya? Ciyee yang mau lulus, lagi bingung mikirin universitas yang mau dipilih nih kayanya, soalnya kalo kakak mikirin ujian gak mungkin deh, kan kakak jenius, hehe.” Tebak Alya yang mencoba menerka apa yang sedang Zara pikirkan.
“Hus, kamu ini ngawur, jangan berlebihan gitu.” sanggah Zara
“Ya sudah, supaya aku gak ngawur dan nebak asal-asalan kakak cerita dong ada masalah apa?” Tanya Alya lagi dengan tidak sabar. Zara adalah sosok kakak yang sangat disayangi oleh Alya, karena Zara begitu memahami Alya ketika Alya dalam keadaan susah maupun senang dan Zara selalu menjadi orang pertama yang mendukung Alya dalam keadaan apapun, itu sebabnya kenapa Alya begitu peduli pada Zara, terutama ketika Zara berusaha menyimpan masalahnya sendiri dan menutupinya dari adik-adiknya. Tetapi Alya tau itu dan tidak ingin Zara terus merasa bimbang dengan masalah yang dialaminya.
“Aku memang bingung tentang kuliah, tapi aku bukan bingung tentang memilih universitas mana yang aku pilih melainkan tentang apakah aku ingin melanjutkan kuliah atau tidak.” jawab Zara setelah menimbang-nimbang apakah akan menceritakan masalahnya pada Alya atau tidak.
“Lho kok gitu?” jawab Alya kaget.
“Aku hanya lelah saja, lelah dengan semua aktivitas belajarku selama ini, semua tugas sekolah yang seolah tiada akhirnya, jadi aku menimbang-nimbang dan berpikir apakah lebih baik untuk berhenti sampai disini saja setelah lulus dari sini dan membantu ibuku di kampung.” jelas Zara
“Astagfirullah kak, kakak gak mikirin bagaimana reaksi kedua orang tua kakak nanti, mereka akan sangat kecewa jika kakak memutuskan hal seperti itu. Kakak satu-satunya putri mereka dan cuma kakak satu-satunya harapan mereka.” terang Alya mencoba menghentikan pikiran Zara untuk tidak melanjutkan sekolah.
“Aku nggak tau Al, selama ini aku mungkin pintar dalam segala pelajaran tapi aku tidak tau apa makna dari semua ini, aku dengan mudahnya mendapatkan semua yang kuinginkan, tetapi aku tidak pernah merasa yakin dengan apa yang kulakukan, apa yang sebenarnya kuinginkan akupun tidak tau, dan aku juga berpikir mungkin ibuku di kampung lebih membutuhkanku untuk membantunya bekerja.” jelas Zara
“Sekarang aku tanya sama kakak, kakak tau nggak apa makna dari ilmu pengetahuan?  Seberapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi kita? “ tanya Alya. Zara hanya diam tidak menjawab pertanyaan Alya, sebenarnya dia tau apa itu ilmu pengetahuan, ustadz dan ustadzah mereka di pesantren sering mengajarkan mereka tentang hal itu, tapi Zara tidak pernah memaknainya dengan sungguh-sungguh. Dia hanya berpikir belajar untuk ujian, hanya itu.
“Kak Zara, aku nggak bermaksud ingin menggurui kakak, aku yakin kakak pasti lebih tahu dari aku dan lebih paham dibandingkan aku, aku hanya  ingin mengingatkan kakak sebagai seorang adik kepada kakaknya dan mencoba membantu kakak untuk keluar dari masalah yang kakak hadapi. Ustadz Rahman pernah mengajarkan tentang sebuah hadits kepada kita. Rasulullah pernah bersabda “tuntutlah ilmu dari buayan sampai liang lahat,” bukankah itu artinya tidak ada kata lelah dalam menuntut ilmu, tidak ada kata berhenti dalam menuntut ilmu, dan lagi ibu kakak pasti akan lebih senang jika melihat putri semata wayangnya terus melanjutkan sekolahnya dan menjadi putri yang membanggakan.
Zara merenungkan perkataan Alya dan membenarkan apa yang disampaikan oleh Alya. mereka terus melanjutkan pembicaraan mereka hingga malam pun semakin larut dan berlalu.
Sepanjang hari di sekolah Zara selalu memikirkan perkataan Alya tadi malam tentang pentingnya menuntut ilmu.
Zara mengingat-ingat apa yang disampaikan Alya padanya, “Kak Zara, ilmu itu membuat seseorang jadi mulia, baik dihadapan manusia juga dihadapan Allah, begitu banyak kemuliaan dari menutut ilmu, Nabi pernah bersabda “Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan baginya menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat.” Tutur Alya panjang lebar, Zara mulai menangis dan memeluk Alya, dia berterima kasih karena Alya sudah peduli padanya dan mau mengingatkannya akan kesalahannya, Zara sadar akan kesalahan yang telah dia lakukan dan berjanji akan memikirkan lagi keputusannya untuk melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi.
Sepanjang pelajaran ustadz Ilyas Zara terus menyimak apa yang ustadz Ilyas sampaikan, beliau sedang menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu.
“Hendaknya setiap muslim tidak membiarkan dirinya terus-menerus dalam keadaan bodoh akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kebodohan itu apabila terus-menerus di pelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Itulah mengapa menuntut ilmu itu sangat penting bagi setiap manusia. Seseorang yang berilmu adalah cahaya yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam urusan agama maupun dunia. Imam Ahmad bin Hambal  pernah berkata “Manusia sangat berhajat pada ilmu lebih daripada hajat mereka pada makanan dan minuman, karena manusia berhajat pada makanan dan minuman sehari sekali atau dua kali akan tetapi manusia berhajat pada ilmu sebanyak bilangan nafasnya.” Zara begitu terhanyut dengan penjelasan ustadz Ilyas hingga tanpa sadar dia menitikkan air matanya, dia sadar betapa bodohnya dia selama ini. Orang tuanya mengirimnya ke pesantren ini agar dia menjadi pribadi yang  lebih baik, paham ilmu agama dan mengamalkannya. Tapi dia bahkan sempat berpikir bahwa belajar itu melelahkan. Padahal jika seseorang itu bersungguh-sungguh dan ikhlas menuntut ilmu maka seberapapun ilmu yang dia miliki, dia akan terus-menerus merasa haus dan selalu ingin menambah ilmunya lagi dan lagi bahkan hingga akhir hayatnya.
Ujian kelas XII  dilaksanakan selama 2 minggu. Dan hari perpisahan itupun tiba, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Alya, Nabila dan Salwa sangat sedih melepas kepergian Zara dari pesantren. Terutama Alya yang sedih karena Zara pernah bilang tidak mau melanjutkan kuliahnya.
Zara menghampiri adik-adik yang akan dia tinggalkan dan memeluk mereka satu-persatu, dia merasa sedih karena harus meninggalkan mereka semua yang selama ini selalu ada untuknya, hingga tiba saatnya Zara berhadapan dengan Alya yang sedang berusaha menahan air matanya karena harus melepas kepergian kakak yang dia sayangi selama ini.
“Alya, ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu” Zara menyodorkan sebuah amplop pada Alya, Alya sempat bingung amplop apa itu, dia membukanya dan betapa terkejutnya Alya bahwa isinya adalah sebuah surat pemberitahuan bahwa Zara lulus beasiswa sekolah di Mesir. Alya begitu bahagia membacanya, dia langsung memeluk Zara dan meneteskan air mata haru. Ternyata Zara diam-diam mengikuti tes tanpa sepengetahuan Alya karena ingin memberikan kejutan untuknya.
“Terima kasih Alya, kamu adalah salah satu alasanku mengapa aku memutuskan untuk ikut tes ini, aku tidak akan pernah melupakan apa yang kamu sampaikan padaku malam itu dan aku tidak akan melupakan pesantren ini yang telah mengajarkan aku banyak hal dan mempertemukanku dengan sosok teman, adik, juga saudara sepertimu, Salwa dan Nabila.” tutur Zara dalam pelukannya.
Mereka berdua pun larut dalam tangisan haru dan bahagia dengan semua nikmat Allah yang telah diberikan-Nya pada mereka semua, mereka yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan hambanya terus-menerus berada dalam kegelapan selama hambanya memiliki niat yang lurus dan ikhlas dalam hatinya dan Allah tidak akan pernah memberikan ujian ataupun cobaan melebihi dari kemampuan makluk-Nya.


Cerpen karangan : Muslimah Syurga (16/08/2015)