Prinsip Pengembangan Kurikulum

April 25, 2018 Unknown 0 Comments

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.      Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Secara tata bahasa, prinsip mempunyai arti asas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa kata prinsip menunjuk pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang sama. Pengertian dan makna prinsip tersebut menunjukkan bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Melalui pemahaman suatu prinsip, orang bisa menjadikan sesuatu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, baik dalam dimensi proses atau dimensi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.
Pengembangan kurikulum atau mendesain kurikulum sering dimaknai secara sederhana sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum baru atau kegiatan menghubungkan antara satu komponen dengan komponen kurikulum lainnya hingga menemukan kesesuaian. Komponen-komponen tersebut berada di tiga bahkan empat wilayah, yaitu perencanaan, penerapan, evaluasi dan dampak. Kegiatan pengembangan kurikulum juga melibatkan pihak tertentu seperti unsur pendidik, tenaga kependidikan, penentu kebijakan, komite sekolah, orang tua, pakar tetapi pihak masyarakat secara luas.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum, yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Pelaksanaan pengembangan kurikulum inipun didasakan dalam rangka ingin menghasilkan kurikulum baru atau kegiatan menghubungkan antara satu komponen dengan komponen kurikulum lainnya hingga menemukan kesesuaian berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berlaku.

B.       Macam-Macam Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum Sekolah berdasarkan Permen nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi didasari oleh prinsip-prinsip berikut ini:
1.  Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.        Beragam dan terpadu.
3.        Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4.        Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5.        Menyeluruh dan berkesinambungan.
6.        Belajar sepanjang hayat.
7.        Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Berdasarkan hal tersebut di atas Sukmadinata mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum secara umum dan khusus. Secara umum meliputi prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis (efisiensi) dan efektivitas. Adapun secara khusus berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar dan penilaian.
1.        Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Sukmadinata mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum secara umum meliputi prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis (efisiensi) dan efektivitas.
Prinsip relevansi meliputi relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal, yakni semacam analisis horizontal, yaitu kesesuaian antara komponen-komponen dalam kurikulum itu sendiri, seperti tujuan, isi, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar, serta minggu, bulan, dan semester yang sama, dalam mata pelajaran yang sama. Relevansi eksternal maksudnya kesesuaian dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, kesesuaian mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
Prinsip fleksibilitas maksudnya adalah kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, artinya kurikulum memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik, karakteristik sekolah, serta kondisi dan potensi daerah.
Prinsip kontinuitas, yakni semacam analisis vertikal, yaitu kesinambungan isi antarsemester, antarkelas, antarsatuan pendidikan, dan antarjenjang pendidikan. Sebaiknya pengembangan kurikulum dilakukan secara serempak dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi. Selain dianalisis secara horizontal, juga dianalisis secara vertikal sehingga ada kesinambungan kompetensi mulai dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
Prinsip praktis atau efisiensi yakni mudah dilaksanakan dengan menggunakan peralatan sederhana dan biaya yang murah. Kurikulum meskipun harus ideal, tetapi juga harus praktis. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Prinsip efektivitas berarti meskipun harus murah, tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Keberhasilan kurikulum juga akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri.
2.        Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan perumusan tujuan pendidikan, pemilihan isi pembelajaran, pemilihan proses pembelajaran, pemilihan media dan alat pembelajaran, serta pemilihan kegiatan penilaian.
a.    Prinsip berkenaan dengan perumusan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
1)    Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
2)  Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
3)  Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
4)        Survei tentang manpower.
5)        Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6)        Penelitian.
b.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pembelajaran
Memilih isi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1)    Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
2)        Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3)     Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.
c.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses pembelajaran
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memper­hatikan hal-hal sebagai berikut:
1)        Apakah proses pembelajaran yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
2)  Apakah proses pembelajaran memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual anak?
3)  Apakah proses pembelajaran dapat menciptakan kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap?
4)        Apakah proses pembelajaran menerapkan pendekatan belajar peserta didik aktif (student active learning)?
5)    Apakah proses pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran saintis, mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta?
d.   Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
1)      Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2)     Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3)   Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4)        Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5)        Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.
e.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal.
1)        Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
2)        Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
3)        Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?
4)        Berapa banyak butir test yang perlu disusun?
5)        Siapa yang mengadministrasikan soal dan hasil penilaian?
Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah- langkah sebagai berikut:
1)  Rumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dinilai, baik ranah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
2)        Uraikan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.
3)        Hubungkan dengan bahan pelajaran.
4)        Tuliskan butir-butir soal penilaian.
Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1)        Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
2)        Apakah akan digunakan rumus atau formula guessing?
3)        Bagaimana mengkonversi hasil test?
4)        Skor standar apa yang akan digunakan?
5)        Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

0 komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.