Resume Buku Didaktik Asas-Asas Mengajar

April 25, 2018 Unknown 0 Comments

RESUME BUKU 3


A.      Identitas Buku
Judul buku      : Didaktik Asas-Asas Mengajar
Penulis             : Prof. Dr. S. Nasution, M.A.
Penerbit           : PT. Bumi Aksara, Jakarta
Tahun terbit     : 2012
Tebal buku      : 21 cm/192 hlm

B.       Isi Resume
Bab 1 (Mengajar dan Guru) berisi tentang pengenalan kepada pembaca tentang apakah yang dimaksud dengan mengajar dan belajar yang sering disalahtafsirkan oleh sebagian orang bahwa mengajar adalah tentang pengertian bahwa mengajar menyuruh anak menghafal, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan, mengajar adalah menggunakan satu metode tertentu. Tetapi dalam buku ini definisi mengajar diartikan dengan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak dan mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pada bab ini juga dipaparkan mengenai bagaimana ciri-ciri guru yang baik yang disukai dan disegani oleh anak dan bagaimana seorang murid menilai gurunya sewaktu mengajar berkaitan dengan kemampuan guru tersebut dalam mengelola kelas yang diajarkannya.
Bab 2 (Mengenal Murid) menceritakan tentang bagaimana perlunya seorang guru untuk mengenal murid-murid yang diajarinya. Untuk mengajar dengan baik diperlukan keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang murid. Selain itu, dengan seorang guru mengenal muridnya itu akan menunjukkan kedekatan antara guru dan murid-murid yang diajarinya dan akan menjadi bukti kepedulian seorang guru pada murid yang dididiknya. Ada banyak cara untuk mengenal anak, diantaranya ada yang mudah dilakukan, ada pula yang memerlukan alat serta latihan khusus seperti tes dan interview.
Bab 3 (Hal Belajar) memaparkan beberapa teori tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang pada dasarnya belajar itu merupakan perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf, penambahan pengetahuan dan sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Definisi belajar ini bergantung pada teori belajar yang dianut oleh seseorang. Selain itu, belajar juga harus memiliki prinsip dalam proses pelaksanaannya agar tercapai tujuan dari belajar itu sendiri, dan proses belajar juga harus terjadi secara efisien sehingga perlunya bimbingan dan cara belajar yang baik selama proses belajar.
Bab 4 (Motivasi) mengajak pembaca untuk mengetahui dan mengenal motivasi yang diperlukan anak untuk mendorong keinginannya dalam belajar. Dalam hal pertama anak didorong oleh motivasi intrinsik yakni anak ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu. Sebaliknya bila anak belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, dan sebagainya maka anak didorong oleh motivasi ekstrinsik. Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid giat belajar, tetapi tidak semua motivasi itu sama baiknya, malahan ada pula yang dapat merusak.
Bab 5 (Aktivitas) memberitahu bahwa dari semua didaktik, aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seorang belajar. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di sekolah, tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Kegiatan-kegiatan itu dapat diciptakan melalui metode belajar yang digunakan, akan tetapi tidak semua metode memberi kegiatan yang sama banyaknya. Pada umumnya metode kuliah atau ceramah tidak menimbulkan aktivitas yang banyak. Namun demikian murid-murid sekali-kali tidak pasif. Mereka harus berusaha menangkap isi, jalan pikiran dan inti ceramah, menafsirkannya, menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada, membuat catatan, serta memikirkannya secara kritis. Selain itu juga ada metode tanya jawab, diskusi, sosiodrama, dan sebagainya.
Bab 6 (Peragaan) menjelaskan bahwa tujuan dari peragaan ialah memberikan variasi dalam cara-cara seorang guru mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar itu, sehingga lebih berwujud dan lebih terarah untuk mencapai tujuan pelajaran. Alat-alat peraga sebagai alat pembantu dalam mengajar agar efektif, dalam garis besarnya memiliki faedah atau nilai dalam menambah kegiatan belajar murid, menghemat waktu belajar, menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen atau mantap, membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya, memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada murid, serta memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
Bab 7 (Individualitas) memberitahu pembaca bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individual yang dimiliki oleh murid. Keadaan yang ideal ialah memberi pelajaran sedemikian rupa sehingga setiap anak maju menurut kesanggupann masing-masing. Dalam praktek ideal ini tidak dapat atau sangat sukar dilaksanakan sepenuhnya, melihat batas-batas kesanggupan guru. Walaupun demikian kita dapat berusaha untuk memenuhi prinsip individualitas ini dan melepaskan diri dari pengajaran yang uniform semata-mata dengan menggunakan prinsip pengajaran individual, tugas tambahan, pengajaran proyek dan pengelompokkan menurut kesanggupan murid.
Bab 8 (Lingkungan) menerangkan tentang pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat atau lingkungan sekitar. Sekolah didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat. Tetapi disamping itu masyarakat atau lingkungan dapat pula merupakan laboratorium atau sumber yang penuh kemungkinan untuk memperkaya pengajaran. Itu sebabnya setiap guru harus mengenal msyarakat serta lingkungannya dan menggunakannya secara fungsional dalam pelajarannya dengan membawa anak ke dalam lingkungan dan msyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawisata, service projects, school camping, survey, interview) atau membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource persons, benda-benda, seperti pameran atau koleksi).
Bab 9 (Kerjasama (Kooperasi)) menerangkan bahwa sifat gotong royong hendaklah dijadikan suatu prinsip yang mewarnai praktik pengajaran untuk anak-anak. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mencapai tujuan bersama dan untuk menghindari adanya sistem persaingan yang dapat menimbulkan perselisihan dan pertengkaran dalam kelas yang memburukkan hubungan antara murid.
Bab 10 (Apersepsi) menjelaskan tentang apersepsi yang merupakan kegiatan menafsirkan atau menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya. Bahan apersepsi diperlukan untuk menafsirkan tanggapan-tanggapan baru. Itu sebabnya anak-anak harus memiliki sejumlah pengetahuan. Seperti kita ketahui, sebelum anak bersekolah ia telah memiliki banyak pengetahuan akan tetapi yang belum tersusun logis sistematis. Tugas sekolah ialah menyusunnya menurut kategori-kategori tertentu dan menperluas serta memperdalamnya dalam segala macam mata pelajaran.
Bab 11 (Hal Bertanya Dalam Pengajaran) memberitahu tentang pentingnya sebuah pertanyaan dalam proses pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan, kesangsian, keragu-raguan adalah sumber aktivitas mental. Selai itu, pertanyaan juga merupakan stimulus yang mendorong anak untuk berpikir dan belajar. Pada bab ini juga diberikan beberapa ciri-ciri pertanyaan yanng baik dan bagaimana teknik bertanya oleh guru di dalam kelas kepada murid agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien, serta bagaimana sikap guru terhadap pertanyaan murid ataupun jawaban murid.
Bab 12 (Menilai Murid) ingin memberitahu bahwa sebagai pendidik kita senantiasa ingin mengetahui apakah dan hingga manakah tercapai tujuan yang kita tetapkan. Untuk itu lebih dahulu kita tentukan apakah yang hendak kita nilai, misalnya keterampilan, pengetahuan, pengertian, sikap, norma, kecepatan bekerja, ketelitian dan sebagainya. Hal ini tentunya memerlukan pemikiran dan perumusan yang tegas. Guru harus mengajar dengan tujuan yang jelas dan harus mengetahui dalam bentuk apakah tujuan itu terwujud. Setelah itu, barulah ia dapat menilainya, hingga manakah tujuan itu tercapai oleh anak. Disamping itu guru harus pula mengetahui alat penilai apakah yang paling serasi untuk mengetahui kemajuan anak dengan berbagai macam alat penilaian seperti tes, observasi, memperhatikan hasil pekerjaan murid, interview, dan lain-lain.

Pada bagian akhir disertakan indeks berupa daftar kata-kata penting yang ada di dalam buku untuk mempermudah pembaca memahami suatu kata yang belum dimengerti dan membantu mempercepat pembaca ketika ingin menemukan suatu topik pembahasan.

0 komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.