Resume Buku Didaktik Asas-Asas Mengajar
RESUME BUKU 3
A.
Identitas Buku
Judul
buku : Didaktik Asas-Asas Mengajar
Penulis : Prof. Dr. S. Nasution, M.A.
Penerbit : PT. Bumi Aksara, Jakarta
Tahun
terbit : 2012
Tebal
buku : 21 cm/192 hlm
B.
Isi Resume
Bab 1 (Mengajar
dan Guru) berisi tentang pengenalan kepada pembaca tentang apakah yang dimaksud
dengan mengajar dan belajar yang sering disalahtafsirkan oleh sebagian orang
bahwa mengajar adalah tentang pengertian bahwa mengajar menyuruh anak
menghafal, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan, mengajar adalah menggunakan
satu metode tertentu. Tetapi dalam buku ini definisi mengajar diartikan dengan
mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak, mengajar adalah menyampaikan
kebudayaan kepada anak dan mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar. Pada bab ini juga dipaparkan mengenai bagaimana
ciri-ciri guru yang baik yang disukai dan disegani oleh anak dan bagaimana
seorang murid menilai gurunya sewaktu mengajar berkaitan dengan kemampuan guru
tersebut dalam mengelola kelas yang diajarkannya.
Bab 2 (Mengenal
Murid) menceritakan tentang bagaimana perlunya seorang guru untuk mengenal
murid-murid yang diajarinya. Untuk mengajar dengan baik diperlukan keterangan
yang selengkap-lengkapnya tentang murid. Selain itu, dengan seorang guru
mengenal muridnya itu akan menunjukkan kedekatan antara guru dan murid-murid
yang diajarinya dan akan menjadi bukti kepedulian seorang guru pada murid yang
dididiknya. Ada banyak cara untuk mengenal anak, diantaranya ada yang mudah
dilakukan, ada pula yang memerlukan alat serta latihan khusus seperti tes dan
interview.
Bab 3 (Hal
Belajar) memaparkan beberapa teori tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa
ahli yang pada dasarnya belajar itu merupakan perubahan-perubahan dalam sistem
urat saraf, penambahan pengetahuan dan sebagai perubahan kelakuan berkat
pengalaman dan latihan. Definisi belajar ini bergantung pada teori belajar yang
dianut oleh seseorang. Selain itu, belajar juga harus memiliki prinsip dalam
proses pelaksanaannya agar tercapai tujuan dari belajar itu sendiri, dan proses
belajar juga harus terjadi secara efisien sehingga perlunya bimbingan dan cara
belajar yang baik selama proses belajar.
Bab 4
(Motivasi) mengajak pembaca untuk mengetahui dan mengenal motivasi yang
diperlukan anak untuk mendorong keinginannya dalam belajar. Dalam hal pertama
anak didorong oleh motivasi intrinsik yakni anak ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu. Sebaliknya bila anak belajar untuk
mencari penghargaan berupa angka, hadiah, dan sebagainya maka anak didorong
oleh motivasi ekstrinsik. Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar
murid-murid giat belajar, tetapi tidak semua motivasi itu sama baiknya, malahan
ada pula yang dapat merusak.
Bab 5
(Aktivitas) memberitahu bahwa dari semua didaktik, aktivitas merupakan asas
yang terpenting karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan
tak mungkin seorang belajar. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh
anak-anak di sekolah, tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja.
Kegiatan-kegiatan itu dapat diciptakan melalui metode belajar yang digunakan,
akan tetapi tidak semua metode memberi kegiatan yang sama banyaknya. Pada
umumnya metode kuliah atau ceramah tidak menimbulkan aktivitas yang banyak.
Namun demikian murid-murid sekali-kali tidak pasif. Mereka harus berusaha
menangkap isi, jalan pikiran dan inti ceramah, menafsirkannya, menghubungkannya
dengan pengetahuan yang ada, membuat catatan, serta memikirkannya secara
kritis. Selain itu juga ada metode tanya jawab, diskusi, sosiodrama, dan
sebagainya.
Bab 6
(Peragaan) menjelaskan bahwa tujuan dari peragaan ialah memberikan variasi
dalam cara-cara seorang guru mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam
mengajar itu, sehingga lebih berwujud dan lebih terarah untuk mencapai tujuan
pelajaran. Alat-alat peraga sebagai alat pembantu dalam mengajar agar efektif,
dalam garis besarnya memiliki faedah atau nilai dalam menambah kegiatan belajar
murid, menghemat waktu belajar, menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen
atau mantap, membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya, memberikan
alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi)
dan aktivitas pada murid, serta memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
Bab 7
(Individualitas) memberitahu pembaca bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan
penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individual yang dimiliki oleh murid.
Keadaan yang ideal ialah memberi pelajaran sedemikian rupa sehingga setiap anak
maju menurut kesanggupann masing-masing. Dalam praktek ideal ini tidak dapat
atau sangat sukar dilaksanakan sepenuhnya, melihat batas-batas kesanggupan
guru. Walaupun demikian kita dapat berusaha untuk memenuhi prinsip
individualitas ini dan melepaskan diri dari pengajaran yang uniform semata-mata
dengan menggunakan prinsip pengajaran individual, tugas tambahan, pengajaran
proyek dan pengelompokkan menurut kesanggupan murid.
Bab 8
(Lingkungan) menerangkan tentang pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat
atau lingkungan sekitar. Sekolah didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak
menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat. Tetapi disamping itu
masyarakat atau lingkungan dapat pula merupakan laboratorium atau sumber yang
penuh kemungkinan untuk memperkaya pengajaran. Itu sebabnya setiap guru harus
mengenal msyarakat serta lingkungannya dan menggunakannya secara fungsional
dalam pelajarannya dengan membawa anak ke dalam lingkungan dan msyarakat untuk
keperluan pelajaran (karyawisata, service projects, school camping, survey,
interview) atau membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk
kepentingan pelajaran (resource persons, benda-benda, seperti pameran atau
koleksi).
Bab 9
(Kerjasama (Kooperasi)) menerangkan bahwa sifat gotong royong hendaklah
dijadikan suatu prinsip yang mewarnai praktik pengajaran untuk anak-anak.
Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mencapai tujuan bersama dan untuk
menghindari adanya sistem persaingan yang dapat menimbulkan perselisihan dan
pertengkaran dalam kelas yang memburukkan hubungan antara murid.
Bab 10
(Apersepsi) menjelaskan tentang apersepsi yang merupakan kegiatan menafsirkan
atau menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah
dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya. Bahan apersepsi
diperlukan untuk menafsirkan tanggapan-tanggapan baru. Itu sebabnya anak-anak
harus memiliki sejumlah pengetahuan. Seperti kita ketahui, sebelum anak
bersekolah ia telah memiliki banyak pengetahuan akan tetapi yang belum tersusun
logis sistematis. Tugas sekolah ialah menyusunnya menurut kategori-kategori
tertentu dan menperluas serta memperdalamnya dalam segala macam mata pelajaran.
Bab 11 (Hal
Bertanya Dalam Pengajaran) memberitahu tentang pentingnya sebuah pertanyaan
dalam proses pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan, kesangsian, keragu-raguan adalah sumber aktivitas mental. Selai
itu, pertanyaan juga merupakan stimulus yang mendorong anak untuk berpikir dan
belajar. Pada bab ini juga diberikan beberapa ciri-ciri pertanyaan yanng baik
dan bagaimana teknik bertanya oleh guru di dalam kelas kepada murid agar
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien, serta bagaimana sikap guru
terhadap pertanyaan murid ataupun jawaban murid.
Bab 12 (Menilai
Murid) ingin memberitahu bahwa sebagai pendidik kita senantiasa ingin
mengetahui apakah dan hingga manakah tercapai tujuan yang kita tetapkan. Untuk
itu lebih dahulu kita tentukan apakah yang hendak kita nilai, misalnya
keterampilan, pengetahuan, pengertian, sikap, norma, kecepatan bekerja,
ketelitian dan sebagainya. Hal ini tentunya memerlukan pemikiran dan perumusan
yang tegas. Guru harus mengajar dengan tujuan yang jelas dan harus mengetahui
dalam bentuk apakah tujuan itu terwujud. Setelah itu, barulah ia dapat
menilainya, hingga manakah tujuan itu tercapai oleh anak. Disamping itu guru
harus pula mengetahui alat penilai apakah yang paling serasi untuk mengetahui
kemajuan anak dengan berbagai macam alat penilaian seperti tes, observasi,
memperhatikan hasil pekerjaan murid, interview, dan lain-lain.
Pada bagian akhir
disertakan indeks berupa daftar kata-kata penting yang ada di dalam buku untuk
mempermudah pembaca memahami suatu kata yang belum dimengerti dan membantu
mempercepat pembaca ketika ingin menemukan suatu topik pembahasan.
0 komentar:
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.